Black and Green Video Centric Youtube Thumbnail

Planetary Health: Inovasi atau Ilusi Kebijakan Global?

Planetary health, sebuah konsep yang menghubungkan kesehatan manusia dengan kesehatan planet, telah menjadi sorotan di tengah krisis lingkungan global. Perubahan iklim, deforestasi, polusi, dan hilangnya keanekaragaman hayati semuanya mengancam keseimbangan ekosistem yang menjadi dasar kehidupan manusia. Tetapi, pertanyaannya adalah, apakah kebijakan yang digembar-gemborkan untuk mendukung planetary health benar-benar menjadi solusi, atau hanya sekadar jargon tanpa tindakan nyata? atau hanya menjadi ilusi hijau yang membungkus agenda ekonomi dan politik?

Kebijakan Global: Janji yang Terlalu Besar?

Komitmen global seperti Paris Agreement dan Sustainable Development Goals (SDGs) sering disebut sebagai tonggak penting dalam memperjuangkan planetary health. Namun, kenyataan di lapangan menunjukkan paradoks yang mencolok. Sebagai contoh, dalam Paris Agreement menargetkan bahwa pembatasan kenaikan suhu global hingga 1,5°C, tetapi laporan UNEP (2022) menunjukkan bahwa dunia masih berada di jalur menuju kenaikan suhu hingga 2,8°C pada akhir abad ini jika tidak ada perubahan signifikan dalam kebijakan emisi.

Negara maju, seperti Amerika Serikat dan Uni Eropa, mempromosikan energi terbarukan tetapi tetap menjadi konsumen utama bahan bakar fosil. International Energy Agency (IEA) mencatat bahwa pada 2022, konsumsi energi fosil global masih mencapai 80% dari total konsumsi energi dunia.

Sementara itu, Negara berkembang seperti Indonesia menghadapi dilema besar yaitu pembangunan ekonomi versus keberlanjutan lingkungan. Salah satu isu utama adalah deforestasi, yang berdampak pada keanekaragaman hayati dan emisi karbon.

Bagaimana dengan kasus di Indonesia: Antara Ambisi dan Realitas

Sebagai negara dengan kekayaan biodiversitas terbesar kedua di dunia, Indonesia memiliki peran strategis dalam planetary health. Namun, realitas kebijakan domestik sering kali terjebak dalam konflik kepentingan.

Misalnya, program Food Estate yang bertujuan meningkatkan ketahanan pangan justru menjadi salah satu penyebab utama deforestasi. Data dari Pantau Gambut (2023) menunjukkan bahwa lebih dari 60.000 hektare lahan gambut di Kalimantan Tengah rusak akibat proyek ini. Hal ini tidak hanya mengancam keanekaragaman hayati tetapi juga meningkatkan emisi karbon, karena lahan gambut menyimpan karbon dalam jumlah besar.

Pengelolaan sampah plastik di Indonesia juga menjadi perhatian. Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (2022), Indonesia menghasilkan sekitar 68 juta ton sampah per tahun, di mana 17% di antaranya adalah sampah plastik. Meskipun ada kebijakan pengurangan plastik sekali pakai, seperti Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Nomor 75 Tahun 2019, implementasinya masih jauh dari optimal karena minimnya infrastruktur pengelolaan limbah dan rendahnya kesadaran masyarakat.

Planetary Health: Solusi atau Ilusi?

Jika kita berbicara tentang planetary health sebagai solusi, maka kebijakan harus lebih dari sekadar dokumen. Diperlukan langkah konkret seperti:

  1. Penguatan Hukum Lingkungan, Penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran lingkungan, termasuk pengelolaan limbah dan deforestasi. Misalnya, pemerintah dapat meningkatkan sanksi terhadap perusahaan yang terbukti melakukan pembakaran hutan ilegal.
  2. Transparansi Data dan Partisipasi Publik, Data terbuka sangat penting untuk mendorong akuntabilitas. Contohnya, laporan indeks kualitas lingkungan hidup yang diterbitkan secara berkala oleh KLHK dapat menjadi rujukan bagi masyarakat dan pemerintah daerah.
  3. Kolaborasi Multisektoral, Planetary health tidak bisa dicapai tanpa kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil. Inisiatif seperti “Indonesia’s Tropical Landscapes Finance Facility” telah menunjukkan potensi kolaborasi untuk mendukung keberlanjutan lingkungan.
  4. Edukasi untuk Perubahan Perilaku, Kesadaran publik harus ditingkatkan melalui program pendidikan yang menekankan pentingnya keberlanjutan lingkungan, seperti kampanye pengurangan penggunaan plastik yang diluncurkan oleh beberapa LSM telah membantu meningkatkan kesadaran di beberapa daerah urban.

Planetary health adalah ide besar yang menjanjikan masa depan yang lebih baik bagi manusia dan planet ini. Namun, ide ini hanya akan menjadi kenyataan jika kebijakan dilaksanakan dengan sungguh-sungguh dan konsisten.

Sebagai individu, kita juga memiliki peran. Dengan mengurangi konsumsi berlebihan, mendukung produk ramah lingkungan, dan terus mendesak transparansi kebijakan, kita dapat mengambil langkah-langkah kecil yang membawa perubahan besar.

Jadi, apakah planetary health adalah solusi atau hanya ilusi? Jawabannya tergantung pada tindakan kita hari ini. Saatnya berhenti berbicara dan mulai bertindak. awal-doc

Bagikan

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *